Aku memiliki seorang sahabat yang begitu baik denganku, bahkan keluarga ku dengan keluarga dia sangat dekat.
Kevin adalah laki-laki yang paling dekat dengan ku sewaktu aku masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.
Teeettt…Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran di mulai. “heii… Pagi semuanya” bilang chaca.
“cha apa kamu sudah mengerjakan tugas matematika?”. Tanya rika
“ya, saya sudah mengerjakan, kenapa?”
“hmmm… Apa aku bisa melihatnya?” tanya rika
Chaca ragu untuk memperlihatkan tugasnya kepada rika.
“jangan cha” terdengar suara laki laki dengan suara keras, dan ternyata itu kevin sahabat chaca. “jangan cha kamu udah capek-capek buat pr, ehh… Rikanya malah tinggal nyontek aja” tegur kevin.
“maaf… Yah rika, aku gak bisa lihatin ke kamu” dengan perasaan sedih chaca terpaksa tidak melihatkan pr nya.
“cha… Aku mau berbicara satu hal sama kamu”
“apa itu”. Tanya chaca dengan rasa penasaran.
“tapi gak disini cha ntar pulang sekolah kita ke danau biasa tempat kita ketemu” jelas kevin
“baiklah” jawab chaca.
Jam sekolah pun berakhir aku dan kevin pergi ke tempat yang dimana biasanya kita ketemu dan bermain disana. “cha… Besok aku akan pergi dari sini dan aku bakalan pindah rumah, aku gak bisa namanin kamu lagi” dengan prasaan sedih dan sangat kecewa atas keputusan orangtua kevin dia terpaksa ikut dengan orangtuanya ke singapura karena ayahnya ditugaskan disana.
“apa?! Pindah rumah?” dengan prasaan kaget dan campur aduk chaca menangis karena dia sangat kecewa dengan hal ini.
“cha… Aku janji suatu saat aku akan mencari kamu dan akan menemukan kamu setelah aku tamat sekolah disana. Mungkin sekitar umurku 19 tahun aku akan kembali ke indonesia” kevin memegang tangan chaca dengan erat karena hari ini terakhir mereka untuk bertemu. “jangan menangis, aku jadi ikutan nangis karena melihat kamu menangis” kevin bicara dengan suara lirih.
“aku gak mau kamu pergi, aku hanya ingin kamu, aku ingin kita sama-sama melihat indahnya bintang dan pelangi” jawab chaca dengan air mata yang membasahi pipinya.
“jangan menangis, jika kamu menangis kamu tidak akan bisa melihat betapa indahnya bintang dan pelangi” jawab kevin dengan menghapus air mata chacah dengan tangan kecilnya.
“aku tidak ingin melihat indahnya bintang dan pelangi karena kamu tidak ada di sisiku, aku tidak ingin melihatnya sendirian, semua itu tidak akan indah lagi jika tanpa kamu” jawab chaca sambil menangis.
“aku janji aku akan kembali, jika kamu sedih cobalah untuk pergi kesini karena disini kamu bisa melimpahkan rasa sedih dan bahagia kamu, percayalah padaku, asalakan percaya semua impian akan jadi kenyataan” jelas kevin dengan kata-katanya yang penuh janji.. Kevin memberikan gelang yang bewarna hitam, kepada chaca dimana terdapat dua cincin yang menyatu di gelang itu. Dan masing-masing mereka memiliki gelang itu.
“yah… Aku percaya kepada kamu” jawab chaca sambil memegang gelang pemberian kevin.
Aku benar-benar tidak percaya akan kehilangan dia, entah kapan dan dimana aku akan bertemu dengannya.
Beberapa tahun kemudian…
Aku baru saja menyelesaikan sekolah ku di sma bunga bangsa di bandung. Sudah lama aku tidak pergi ke danau, dimana disana banyak kenangan masa kecilku dengan sahabatku. Dan terlintas di benakku, untuk pergi kesana. Melihat apakah danau itu sama seperti dulu.
Di saat perjalanan lewat sebuah mobil jazz hitam di depan chaca sepertinya mobil itu dari arah danau itu. Chaca berfikir kenapa bisa ada orang pergi ke danau indah itu? Setau dia danau itu sangat sepi dan hanya dia dan kevin yang bermain disana. Tapi chaca tidak terlalu memikirkan hal itu..
Sesampai disana chaca duduk dan menangis mengenang semua kenangannya dengan kevin. Dimana kamu kevin? Aku sangat menantikan mu, apa kamu masih mengingat aku dan janji mu kepada ku. Tanya chaca dalam hatinya. Chaca bersandar di sebuah pohon yang terletak di sebelah tempat duduk yang didudukinya, tanpa dia sadari dia membaca goresan yang ada di pohon itu yang sbertuliskan “asalkan percaya, semua impian akan jadi kenyataan” chaca kaget!! “haa…?! Kata-kata ini khan? Kevin?! Berarti dia ada disini? Ya tuhan terimakasih engkau telah memberikan ku petunjuk mu” ucap dalam hatinya.
Dia masih bingung dimana kevin sekarang apakah prasaan chaca benar, kalau kevin disini. Karena cuaca terlihat mendung dan sepertinya mau hujan deras, chaca berfikir untuk kembali pulang ke rumah sebelum hujan turun, dia takut nanti kedua orangtuannya mengkhawatirkannya.
Keesokan harinya chaca pergi ke danau itu kembali. 2 jam chaca di danau itu menangis dan dia merencanakan untuk pulang kembali ke rumahnya. Setelah di perjalanan pulang, ada sebuah motor yang kencang dan hampir menabrak chaca, tapi untunglah ada seoarang lelaki yang menolongnya. Dan chaca histeris tidak percaya kalau bukan lak-laki itu yang menolongnya, mungkin entah apa yang akan terjadi dengan dirinya. “kamu tidak apa-apa kan?” tanya laki-laki itu sambil menatap mata chaca
“hmmm… Aku gak apa-apa kok, makasih ya kamu udah nolong aku” jawab chaca dengan hati yang tenang, dia mencoba untuk berdiri dari pelukan laki-laki itu, dan tanpa disengaja chaca melihat sebuah gelang di tangan laki-laki itu, di gelang itu terdapat 2 cicin yang menyatu. “gelang itu?” tanya chaca dalam hatinya dengan perasaan yang campur aduk. Dia sepertinya pernah melihat gelang itu, dan gelang itu mengingatkannya dengan seseorang. “apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya chaca
“maksud kamu? Aku belum pernah bertemu kamu sebelumnya, tapi kenapa kamu bisa menanyakan hal itu?” jawab laki-laki itu dengan rasa penasaran.
“hmmm… Gelang itu, gelang yang ada di tangan kamu?!”
“ohh.. Gelang ini, hmm… Gelang ini sangat berarti bagi aku, ini adalah tanda persahabatan ku dengan sahabat aku yang ada disini”
“apa kamu juga dari danau itu?”
“yah… Aku baru saja dari sana memangnya kenapa?”
Chaca mencoba mengeluarkan gelang yang sama seperti itu dari tasnya dan menggenggam erat gelang itu. “hmm…Kevin? Yah… Apa kamu kevin? Yang selama ini aku nantikan?” tanya chaca kepada laki-laki itu dengan mata yang berkaca-kaca.
“haa?? Kenapa kamu bisa tau nama aku? Apa kamu?”. Belum sempat dia melanjutkan perkataannya, tiba-tiba chaca langsung memperlihatkan gelang yang dia miliki ke hadapan laki-laki itu. “chaca?!!! Apa kamu chaca?!!” tanya kevin kaget dan dia masih gak percaya mereka dipertemukan dengan cara seperti ini.
“iyahhhh…Aku chaca sahabat kecil mu yang selalu menanti kehadiran mu kembali dengan janji yang pernah kamu janjikan kepada ku!! Kevin… Akhirnya kamu menepati janji mu aku sangat bahagia dan sekarang aku bisa melihat indahnya bintang dan pelangi berasama kamu” chaca menangis, tapi dia menangis bukan karena dia sedih ataupun kecewa, melainkan tangisan kebahagiaan lah yang dia rasakan saat ini.
“cha.. Aku sudah menepati janji ku kepada mu, bahwa aku akan kembali dan menemukan kamu kembali dalam hidupku, yah.. Kamu benar kita akan melihat bersama indahnya bintang dan pelangi”.
“terimakasih tuhan… Akhirnya sahabat kecilku kembali aku benar-benar tidak percaya dipertemukan dengan cara seperti ini” ucap chaca dalam hatinya. Mereka pun berpelukan dan hidup bersama kembali. Dan sekarang chaca tidak kesepian lagi karena sahabat kecilnya sudah kembali.
Kevin adalah laki-laki yang paling dekat dengan ku sewaktu aku masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.
Teeettt…Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran di mulai. “heii… Pagi semuanya” bilang chaca.
“cha apa kamu sudah mengerjakan tugas matematika?”. Tanya rika
“ya, saya sudah mengerjakan, kenapa?”
“hmmm… Apa aku bisa melihatnya?” tanya rika
Chaca ragu untuk memperlihatkan tugasnya kepada rika.
“jangan cha” terdengar suara laki laki dengan suara keras, dan ternyata itu kevin sahabat chaca. “jangan cha kamu udah capek-capek buat pr, ehh… Rikanya malah tinggal nyontek aja” tegur kevin.
“maaf… Yah rika, aku gak bisa lihatin ke kamu” dengan perasaan sedih chaca terpaksa tidak melihatkan pr nya.
“cha… Aku mau berbicara satu hal sama kamu”
“apa itu”. Tanya chaca dengan rasa penasaran.
“tapi gak disini cha ntar pulang sekolah kita ke danau biasa tempat kita ketemu” jelas kevin
“baiklah” jawab chaca.
Jam sekolah pun berakhir aku dan kevin pergi ke tempat yang dimana biasanya kita ketemu dan bermain disana. “cha… Besok aku akan pergi dari sini dan aku bakalan pindah rumah, aku gak bisa namanin kamu lagi” dengan prasaan sedih dan sangat kecewa atas keputusan orangtua kevin dia terpaksa ikut dengan orangtuanya ke singapura karena ayahnya ditugaskan disana.
“apa?! Pindah rumah?” dengan prasaan kaget dan campur aduk chaca menangis karena dia sangat kecewa dengan hal ini.
“cha… Aku janji suatu saat aku akan mencari kamu dan akan menemukan kamu setelah aku tamat sekolah disana. Mungkin sekitar umurku 19 tahun aku akan kembali ke indonesia” kevin memegang tangan chaca dengan erat karena hari ini terakhir mereka untuk bertemu. “jangan menangis, aku jadi ikutan nangis karena melihat kamu menangis” kevin bicara dengan suara lirih.
“aku gak mau kamu pergi, aku hanya ingin kamu, aku ingin kita sama-sama melihat indahnya bintang dan pelangi” jawab chaca dengan air mata yang membasahi pipinya.
“jangan menangis, jika kamu menangis kamu tidak akan bisa melihat betapa indahnya bintang dan pelangi” jawab kevin dengan menghapus air mata chacah dengan tangan kecilnya.
“aku tidak ingin melihat indahnya bintang dan pelangi karena kamu tidak ada di sisiku, aku tidak ingin melihatnya sendirian, semua itu tidak akan indah lagi jika tanpa kamu” jawab chaca sambil menangis.
“aku janji aku akan kembali, jika kamu sedih cobalah untuk pergi kesini karena disini kamu bisa melimpahkan rasa sedih dan bahagia kamu, percayalah padaku, asalakan percaya semua impian akan jadi kenyataan” jelas kevin dengan kata-katanya yang penuh janji.. Kevin memberikan gelang yang bewarna hitam, kepada chaca dimana terdapat dua cincin yang menyatu di gelang itu. Dan masing-masing mereka memiliki gelang itu.
“yah… Aku percaya kepada kamu” jawab chaca sambil memegang gelang pemberian kevin.
Aku benar-benar tidak percaya akan kehilangan dia, entah kapan dan dimana aku akan bertemu dengannya.
Beberapa tahun kemudian…
Aku baru saja menyelesaikan sekolah ku di sma bunga bangsa di bandung. Sudah lama aku tidak pergi ke danau, dimana disana banyak kenangan masa kecilku dengan sahabatku. Dan terlintas di benakku, untuk pergi kesana. Melihat apakah danau itu sama seperti dulu.
Di saat perjalanan lewat sebuah mobil jazz hitam di depan chaca sepertinya mobil itu dari arah danau itu. Chaca berfikir kenapa bisa ada orang pergi ke danau indah itu? Setau dia danau itu sangat sepi dan hanya dia dan kevin yang bermain disana. Tapi chaca tidak terlalu memikirkan hal itu..
Sesampai disana chaca duduk dan menangis mengenang semua kenangannya dengan kevin. Dimana kamu kevin? Aku sangat menantikan mu, apa kamu masih mengingat aku dan janji mu kepada ku. Tanya chaca dalam hatinya. Chaca bersandar di sebuah pohon yang terletak di sebelah tempat duduk yang didudukinya, tanpa dia sadari dia membaca goresan yang ada di pohon itu yang sbertuliskan “asalkan percaya, semua impian akan jadi kenyataan” chaca kaget!! “haa…?! Kata-kata ini khan? Kevin?! Berarti dia ada disini? Ya tuhan terimakasih engkau telah memberikan ku petunjuk mu” ucap dalam hatinya.
Dia masih bingung dimana kevin sekarang apakah prasaan chaca benar, kalau kevin disini. Karena cuaca terlihat mendung dan sepertinya mau hujan deras, chaca berfikir untuk kembali pulang ke rumah sebelum hujan turun, dia takut nanti kedua orangtuannya mengkhawatirkannya.
Keesokan harinya chaca pergi ke danau itu kembali. 2 jam chaca di danau itu menangis dan dia merencanakan untuk pulang kembali ke rumahnya. Setelah di perjalanan pulang, ada sebuah motor yang kencang dan hampir menabrak chaca, tapi untunglah ada seoarang lelaki yang menolongnya. Dan chaca histeris tidak percaya kalau bukan lak-laki itu yang menolongnya, mungkin entah apa yang akan terjadi dengan dirinya. “kamu tidak apa-apa kan?” tanya laki-laki itu sambil menatap mata chaca
“hmmm… Aku gak apa-apa kok, makasih ya kamu udah nolong aku” jawab chaca dengan hati yang tenang, dia mencoba untuk berdiri dari pelukan laki-laki itu, dan tanpa disengaja chaca melihat sebuah gelang di tangan laki-laki itu, di gelang itu terdapat 2 cicin yang menyatu. “gelang itu?” tanya chaca dalam hatinya dengan perasaan yang campur aduk. Dia sepertinya pernah melihat gelang itu, dan gelang itu mengingatkannya dengan seseorang. “apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya chaca
“maksud kamu? Aku belum pernah bertemu kamu sebelumnya, tapi kenapa kamu bisa menanyakan hal itu?” jawab laki-laki itu dengan rasa penasaran.
“hmmm… Gelang itu, gelang yang ada di tangan kamu?!”
“ohh.. Gelang ini, hmm… Gelang ini sangat berarti bagi aku, ini adalah tanda persahabatan ku dengan sahabat aku yang ada disini”
“apa kamu juga dari danau itu?”
“yah… Aku baru saja dari sana memangnya kenapa?”
Chaca mencoba mengeluarkan gelang yang sama seperti itu dari tasnya dan menggenggam erat gelang itu. “hmm…Kevin? Yah… Apa kamu kevin? Yang selama ini aku nantikan?” tanya chaca kepada laki-laki itu dengan mata yang berkaca-kaca.
“haa?? Kenapa kamu bisa tau nama aku? Apa kamu?”. Belum sempat dia melanjutkan perkataannya, tiba-tiba chaca langsung memperlihatkan gelang yang dia miliki ke hadapan laki-laki itu. “chaca?!!! Apa kamu chaca?!!” tanya kevin kaget dan dia masih gak percaya mereka dipertemukan dengan cara seperti ini.
“iyahhhh…Aku chaca sahabat kecil mu yang selalu menanti kehadiran mu kembali dengan janji yang pernah kamu janjikan kepada ku!! Kevin… Akhirnya kamu menepati janji mu aku sangat bahagia dan sekarang aku bisa melihat indahnya bintang dan pelangi berasama kamu” chaca menangis, tapi dia menangis bukan karena dia sedih ataupun kecewa, melainkan tangisan kebahagiaan lah yang dia rasakan saat ini.
“cha.. Aku sudah menepati janji ku kepada mu, bahwa aku akan kembali dan menemukan kamu kembali dalam hidupku, yah.. Kamu benar kita akan melihat bersama indahnya bintang dan pelangi”.
“terimakasih tuhan… Akhirnya sahabat kecilku kembali aku benar-benar tidak percaya dipertemukan dengan cara seperti ini” ucap chaca dalam hatinya. Mereka pun berpelukan dan hidup bersama kembali. Dan sekarang chaca tidak kesepian lagi karena sahabat kecilnya sudah kembali.
0 komentar:
Posting Komentar